Sunday, May 5, 2019

Work Life Balance


"Take care of yourself. When you die, your employer will replace you easily"

Kemarin saya melihat instastory nya @raimulho tentang fake grinding, saya juga baru tahu ada istilah ini. Intinya, dewasa ini kita bangga  kalau terlihat sibuk. Dengan adanya sosial media, nampaknya kawula muda bangga kalau memamerkan 'kesibukan'nya entah dengan menunjukan bahwa jam 10 masih lembur, atau harus bekerja di akhir pekan.

Agama kita semua mungkin sekarang sama, agama kapitalisme. Kita menganggap bekerja adalah ibadah yang patut dibanggakan dan diumumkan. Mungkin bagus, to some extent, tapi menakutkan juga bila hal ini berakibat fatal. Seperti @raimulho yang sekarang sakit parah karena terlalu banyak mengonsumsi obat dan vitamin untuk memacunya tetap prima saat lembur. Banyak juga yang sampai meninggal karena terlalu banyak bekerja.

Hal ini menyedihkan memang, di saat konon umat manusia mencapai peradaban paling ultima dalam sejarah, kita kaum pekerja masih bekerja layaknya budak. Bahkan hingga kehilangan nyawa karenanya.

Tentu tidak manusiawi, di saat sudah ada hukum yang mengatur tentang maksimum jam kerja manusia per hari (8 jam kerja, 8 jam istirahat dan 8 jam rekreasi) standar umum di dunia yang disepakati oleh ILO dan beberapa kesepakatan internasional lain.

Manusia akan melakukan hal yang paling bermakna untuk mengisi harinya. Sekarang, pekerjaan nampak 100 persen mendefinisikan diri kita. Saran saya, carilah hal-hal di luar pekerjaan yang bisa kita lakukan. Hobi, belajar, beribadah mauapun kegiatan komunitas yang membuat kita tetap 'waras'. Lagi-lagi, saya sadar hal seperti ini adalah privilege. Selagi kita masih beruntung memilikinya, do submit our life to our employer, they are not god.

Kita tentu punya teman dan keluarga. Temuilah mereka, jangan ada lagi cerita bahwa ibu atau ayah tidak mengenal dengan baik anak-anaknya karena terlalu dikuasai pekerjaan. Jangan ada lagi penyesalan anak-anak tak sempat menemani hari-hari terakhir mereka.

Jika kondisi saat ini masih membuat Anda bekerja serupa budak- tapi dibayar sedikit. Menengoklah ke luar, perbaiki diri dengan skill-skill yang dibutuhkan pasar. Sisihkan tabungan untuk pensiun. Your life is always in your hand, but sometimes we hand it to anyone else.

Lastly, work life balance can happen if only you have 'life'.

Live your life to the fullest!

Selamat bertemu hari Senin!

No comments:

Post a Comment