Tuesday, August 2, 2022

Refleksi Tujuh Bulan Terakhir

Berikut adalah nasihat yang saya ambil dari berbagai sumber, saya tulis di sini untuk saya baca lagi sewaktu-waktu. Bagi pembaca silakan ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk atau tidak cocok buat Anda.


Hang in there, terus menjalani hidup seberat apapun, karena Allah akan selalu pelihara kamu (manusia) selama kamu hidup.

Keimanan manusia kepada Allah adalah karunia, biasanya hubungan dua pihak adalah mutual. Kita dekat dengan Allah karena Allah juga 'mau' dekat sama kita. Tapi jangan sombong, karena kedekatan ini suatu waktu juga bisa ditinggalkan oleh Allah 😟

Barangsiapa mengenali diri, maka ia mengenal Rabb-nya. “Man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu,”

Maka dari itu, terus berusaha mengenali diri, tapi jangan lupa mengenali situasi, kata Sunan Kalijaga "anglaras ilining banyu angeli, ananging ora keli, atau Menyesuaikan mengalirnya air, tapi jangan terbawa arus"

Coba kurangi melakukan sesuatu hanya untuk validasi dari orang lain, belajar memiliki motivasi internal.

Put yourself first, yang artinya juga termasuk merawat diri, agar lebih sehat dan nyaman, sebagai bentuk rasa syukur atas jasad yang diberikan oleh Allah kepada kita.

Tidak perlu terlalu banyak mempedulikan orang lain lebih dari diri kita. Di akhirat kita akan dimintai pertanggungjawaban atas diri kita, bukan orang lain. Ingat lagi tiga lingkaran kehidupan, tidak semua hal ada dalam kontrol kita. 

Ikhlas adalah berusaha sekuat tenaga dan berharap hanya kepada Allah. Jangan ngotot tentang 'hasil akhir' yang ada pada ranah kekuasaan Allah.

Mengelola emosi, jangan buru-buru memberikan label atas perasaan yang sedang dialami dan melampiaskan emosi tersebut. Pelan-pelan pergi ke balkon (keluar dari diri) untuk mengamati emosi yang dirasakan. Rasakan emosi sepenuhnya dengan kesadaran.

Memperbanyak istighfar dan dzikir ketika emosi sedang menggebu-gebu, mengatur nafas dan memperlambat waktu.

Menghargai waktu dan menggunakannya untuk hal yang bermakna. Mengurangi hawa nafsu akan benda-benda, dan lebih banyak menghabiskan uang serta waktu untuk pengalaman yang bermakna. Pengalaman akan membuat kita lebih bahagia dibanding benda-benda.

Tidak tergiur dengan instant gratification dan mengorbankannya untuk delayed gratification yang lebih bermakna.

Selesaikan apa yang telah dimulai, jangan ragu untuk meminta bantuan ketika mengalami kesulitan (ini adalah bagian dari usaha), jangan buru-buru kecewa ketika ditolak, gagal, atau merasa buntu.

Selalu berbaik sangka kepada Allah.

Terus cultivate my love for learning. Belajar, membaca, mencatat, mengorganisir ingatanmendiskusikan, mengamalkan, dan cari kesempatan untuk mengajarkannya ke orang lain, termasuk dengan menulis.

Dunia ini adalah senda gurau, tidak salah untuk menghibur diri, orang lain, dengan tertawa.

Belajar memaafkan dengan meminta maaf.

Terus melatih diri agar bisa menyampaikan ketidaksetujuan, kekecewaan, dan lain pendapat dengan artikulatif dan asertif.