Saturday, August 17, 2019

Kewarganegaraan

Malam ini saya menikmati sepiring spaghetti sambil mendengar sayup-sayup lagu Bendera-Coklat yang diputar oleh kafe tempat saya makan. We often take our citizenship for granted. Saya sendiri tidak pernah sadar betapa bermaknanya sebuah kewarganegaraan sampai bertemu dengan Svenja, kawan saya dari Belanda yang meneliti tentang statelessness orang-orang Palestina di Yordania.

Bayangkan, mereka tidak punya kewarganegaraan, tidak ada negara yang mengakui mereka, ada di dunia tapi tidak tercatat.

Konsep negara memang absurd, tapi begitulah kenyataan di dunia saat ini. Seorang anak kecil pernah bertanya "Who draws line on the maps?". Pertanyaan yang jika dijawab mungkin akan sarat dengan amarah dan air mata.

Bertahun ke belakang saya tinggal di jantung ibukota dan cukup beruntung untuk mencicipi kunjungan ke beberapa wilayah di Indonesia. Jalan yang berkelok di Papua, listrik yang cuma enam jam di Satando, Pangkajene Kepulauan, hingga lada dan timah di Pulau Bangka.

Semuanya menggetarkan hati, menyadarkan jiwa bahwa Indonesia bukan main luasnya, tak terkira bagaimana cara mengurusnya. Adalah hal yang terlalu mengagumkan bagaimana ratusan juta orang ini punya identitas yang sama: orang Indonesia.

Let's not take our citizenship for granted.

Terserah bagaimana Anda memaknainya.

No comments:

Post a Comment