Betapa clickbait judulnya yes. Haha
Di tengah badai video bridestory Raisa Hamish dan iklan Meikarta sekaligus lagu Akad nya Payung Teduh, kadang menjadi jomblo sangat rentan di budaya ketimuran post modern ini. Dari mulai Ridwan Kamil hingga Raditya Dika masih aja menjadikan jomblo bahan olokan dan lelucon, heu. Nah, tanpa mengurangi segala hormat, saya ingin merangkum beberapa cara yang sesungguhnya sangat bisa dilakukan ketika kita jomblo. Kita? lu aja kali Bin!
1. Berbakti kepada orang tua
Sungguh sangat ketimuran dan NKRI yes, tapi bener loh, setelah saya lulus kuliah dan bekerja dan makin jarang pulang saya merasa orang tua makin butuh anak-anaknya (baca: saya) dan sayapun butuh mereka
untuk bayarin kosan dan ngasih duit di tanggal tua.
Saya sadar saya termasuk beruntung masih bisa berinteraksi dengan kedua orang tua saya karena mereka masih sehat wal afiat. Dan karena anak terakhir, saya kadang juga merasa mereka sudah sangat tua,
use your time wisely Pulang kampunglah selagi bisa. Beberapa dari kita yang masih bergaji UMR dan harga Ice latte kayaknya naik melulu, belum bisa ngasih banyak ke ortu, banyak dalam artian materi atau duwit, tapi bisalah kita kasih kado kecil buat mereka, misalnya jilbab buat mama atau... enaknya ngasih apa ya ke Bapak? Ada ide?
2. Merawat Diri
Ini istilahnya kok khas ukhti2 banget ya #eh. Secara evolusioner, kita sedang dalam masa mencari pasangan demi melestarikan keturunan. Maka layaknya burung merak jantan yang mengibaskan ekornya, kita butuh terlihat
sehat dan menarik.
Siapa yang punya waktu untuk melakukan 10 steps Korean skincare kan? nah karena jomblo punya banyak waktu luang, kita bisa mecobanya selagi bisa. Merawat diri bukan cuma sekadar biar laku sih, lebih sebagai bentuk apreasiasi terhadap diri supaya kita makin
love yourself kalo kata Justin Bieber mah.Selain itu, untuk berkembang biak, kita butuh gen yang sehat terutama untuk perempuan yang punya
beban eh amanah hamil dan menyusui, maka makan makanan sehat dan olahraga lah. Cih, ngomong sih gampang
3. Hidup cuma sekali, YOLO
Membaca frasa di atas kadang membuat kita mikirin dua hal, hidup seliar-liarnya atau hidup sebaik-baiknya. Nah kadang ada kan hal-hal terliar yang pengen kita lakukan, yang kayaknya entar kalo udah nikah gak bisa dilakukan, atau bahasa solihahnya harus minta ijin suami, pret.
Kayak ngecat rambut jadi silver, solo travel ke Papua, skydiving, atau begadang sama temen sampe pagi, ehem ngapain yha begadangnya. Intinya, mumpung, mumpung nih lakukanlah apa yang ingin kalyan lakukan, tapi tetap mindful ya, jangan sampai membahayakan diri, kan kalian sudah dewasa :)
4. Save (and Invest!)
Tahukah Anda kalau biaya sekolah anak di Jakarta lebih mahal daripada kuliah di PTN? Tahukah Anda bahwa millenial tidak mungkin punya rumah di Jakarta? aku ingin pindah ke Meikarta. ya intinya masa depan ya jelas butuh uang, dan mumpung, mumpung nih ya, kita belum punya banyak tanggungan, maka sempatkanlah untuk menabung dan investasi.
Sebatang lipstick lime crime memang menggoda iman, namun alangkah baiknya kalau kita coba mulai investasi. Saya tertarik untuk nyobain di indves.com tapi belom nyoba haha, atau nabung emas pegadaian huhu #wacana. Tapi saya udah mulai nabung, sesuatu yang sangat sulit untuk saya lakukan sejak kecil,
hmm #crossfingers
izinkan ukhti Binar mengutip Salim A. Fillah
"Buatlah proyeksi nafkah secara ilmiah & executable, JANGAN masukkan pertolongan Allah dlm hitungan, tapi siaplah dgn kejutanNya;)"
sungguh wadidaw
5. LEARN PARENTING
nah, apakah beneran bikin kaget? sebagai mahasiswi Psikologi gadungan saya selalu dikelilingi dengan pop nya dunia parenting, dari mulai Montessori lah golden age nya Freud lah endesbra endesbre. Dan karena saya kepengen punya anak, maka saya sadar saya harus mempersiapkannya. Kata bapak saya "
if you fail to prepare, you are preparing to fail", suer beneran belio pernah ngomong gini, walaupun konteksnya memang bukan parenting.
Gak ada metode parenting yang sempurna, oleh karenanya kita harus belajar dari berbagai sumber dan mengambil intisari yang pas dengan value kita, sungguh sotoy ya Binar. ya gitulah, intinya kita harus belajar bertanggung jawab kalau nantinya kita membesarkan seorang umat manusia yang harus dipenuhi hak-haknya, kayak tagline UNFPA
"delivering a world where every pregnancy is wanted, every childbirth is safe and every young person's potential is fulfilled"
wadidaw bingits
6. Belajar
Mungkin kamu sudah terputus ikatannya dengan lembaga pendidikan formal, tapi belajar adalah tugas kita seumur hidup. Belajar bahasa baru, belajar masak, merajut, coding apakek BELAJAR NYETIR, OMG cewek- cewek di Saudi aja udah boleh nyetir tapi saya belum bisa nyetir, hiks.
learn to survive by your own self, you will save your family later. Hehe
7. Menapaki anak tangga karir
Kamu, masih punya waktu untuk lembur sampe jam 10 malem, masih bisa ngerjain tugas di weekend, masih bebas dinas ke luar negeri/ kota. dan lain sebagainya
maksimalkan potensi Anda untuk menjadi sekrup kapitalis sepenuhnya, selagi ada waktu dan tenaga.
8. Berkumpul dengan teman-teman
saya jadi ngeh kenapa kalau cewek mau nikah biasanya ngadain bridal shower, karena mungkin itu kali terakhir bisa ngumpul dengan teman teman sembari mendiskusikan kegagalan sosialisme di Eropa Timur, hiks. maka dari itu, pereratlah tali silaturahmi dengan handai taulan kita. Sekali lagi, selagi masih ada waktu.
hehehe, intinya tulisan ini sih sebagai pengingat bagi diri saya sendiri supaya gak sedih sedih amat jadi jombelo. Segalanya adalah, mensyukuri dan memanfaatkan waktu, tenaga dan biaya sebaik mungkin
salam wadimor, eh wadidaw,
Binski