Wednesday, December 24, 2014

Salon Muslimah

Beberapa waktu yang lalu saya –untuk pertama kalinya pergi ke salon muslimah *sebenernya mau nulis right after nyalon di sana, tapi ya dasar mager. Karena pengen potong rambut, dan bersantai saya akhirnya memutuskan untuk mencoba salon langganannya Mala. Salon macem Johny Andrean menurut saya terlalu mahal dan layanannya sangat minimal, sedangkan salon murah yang ada di Plaza Depok tempatnya terlalu terbuka kayak akuarium.
‘muslimah’ memang telah menjadi segmentasi pasar yang baru dan ‘empuk’ di kancah perekonomian Indonesia *walahsotoy. Bahkan majalah SWA pernah menerbitkan satu edisi bertajuk “Merayakan Kelas Menengah Muslim Indonesia”. Bayangkan, satu dekade terakhir atau lima tahun terakhir saja berapa banyak produk, fashion muslimah, kosmetik halal, makanan halal, perbankan syariah, hingga jasa- jasa training dan ‘self help’ islami, dan masih banyak lagi hihihi. Tentunya kita (muslim/ah) harus berkaca, bahwa muslim yang produktif jauh lebih baik daripada muslim yang konsumtif *eak (ini quote dari gue asli)
Oke, kembali pada pengalaman pertama saya mencicipi salon muslimah ini. Salon ini memang dirancang dengan sangat syar’i. Yang paling utama, tidak ada laki- laki yang boleh masuk ke salon ini, tidak ada karyawan laki- laki, dan tempatnya tertutup. Pokonya isinya cewe semuah. Yang paling unik, ketika mbak mbak (yang ternyata lebih muda dari saya, err) hendak memijat kepala saya, dia bilang “baca bismillah dulu ya mbak” hihihi, masyaAllah. Pelayanannya rekomindid lah 3,5 out of 5. Oia, ini salon namanya salon Tewink #bukanendorse
Terakhir, saya juga tertarik mengungkapkan, kenapa sih perempuan selalu tertarik untuk jadi ‘cantik’. Why oh why, cantik itu apa sih blablabla. Alkisah, ketika saya masih SD, kelas 5 mungkin, saya membaca iklan suatu produk di tabloid Nova langganan mama saya. Iklan itu mengungkap definisi cantik dari berbagai tokoh. Tidak ada yang saya ingat. Tapi saya saat itu berkhayal, apa yang akan saya ungkapkan jika definisi versi saya yang tampil di iklan itu... hmm.
Lama, saya memikirkannya cukup serius. Hingga saya sampai pada definisi kurang lebih seperti ini “beauty is happiness, for yourself and others” ya, hal itu termaktub dalam benak saya dan masih saya ‘pegang’ hingga saat ini. Maksudnya begini, cantik adalah bahagia: anda akan cantik hanya jika anda senang dengan diri anda, anda senang jika alis anda rapi, anda senang mengenakan baju warna orange, dan lain- lain. Memang ini mungkin agak berlawanan dengan konsep ‘beauty is pain’. Tapiii, beberapa hal memang membutuhkan pengorbanan kan? *wink-wink*. Dan bukan hanya untuk anda sendiri, tapi juga orang lain, orang di sekitar anda tentu lebih suka jika anda beraroma segar dibanding aroma asem, orang di sekitar anda lebih suka jika anda banyak tersenyum, orang di sekitar anda lebih nyaman jika pakaian anda rapi daripada compang- camping.

Gila ya, setengah umur saya yang lalu saya sudah memikirkan kecantikan sebagai aktualisi diri, self esteem, dan juga kontruksi sosial, halah :D Hingga akhirnya kita yang menentukan, mana yang akan lebih kita ‘bahagiakan’ ? diri sendiri atau orang lain? J tentu akhirnya keputusan ada di tangan anda? At the end, don’t forget to be happy and radiant your happiness J