Hihihi, mungkin judul di atas kayak tulisan- tulisan yang
ada di belakang truk pantura, atau tatto preman pasar. Tapi kali ini saya gak
akan membahas itu, yaiyalah ngapain juga, hahaha.
Ceritanya, mama saya itu suka banget berdoa, tapi caranya
menurut saya agak ‘lain’. Yes, she is muslim like I am, tapi beliau suka
melakukan apa yang disebutnya ‘amalan’ misalnya membaca surat tertentu sekian
kali untuk tujuan tertentu, atau puasa di hari tertentu untuk tujuan yang lain.
Yang jelas sih tujuannya baik.
Terus karena penasaran saya iseng2 nanya
“mah, emang ngelakuin gitu ngepek (baca : memberi efek
signifikan) ?”
Lalu dengan dramatis mamah menarik nafas panjang dan
menjawab
“yaaa, emm, ya ini udah kejadian yaa, gapapa lah ya
diomongin”
“kenapa maah kenapa ?”
*makin kepo dan penasaran*
“waktu dulu kamu snmptn, mama juga berdoa dengan cara ini,
soalnya mama khawatir banget yang liat kamu belajar asal- asalan gak jelas, ya
waktu itu sih dapet pilihan kedua juga gak masalah, tapi Alhamdulillah yaa
(tidak dengan logat syahrini) kamu tembus UI nya”
*tercengang*
“wah, berarti aku ketrima bukan gara- gara aku dong yaa”
“hussss, ya gak gitu, doa kan Cuma buat memperlancar jalan, ndilalah nya”
Mulai sekarang saya menghargai deh, setiap cara orang
berdoa, toh katanya bahasa Tuhan itu kan universal. Dan saya menyadari bahwa
segala pencapaian yang saya terima sampai saat ini (uhukk) bukan semata hasil
usaha saya, tapi juga berkat doa- doa orang yang menyayangi saya :*
Huhu, I Love You Mooma
two messages that i got after read this, 1. don't argue with someone's way of prayer because only God the Almighty (Allah) who decides to fulfill or delay it. 2. don't think that all the things you achieve now are because of your own work without other people's prayer especially your mother
ReplyDelete