Tuesday, March 15, 2022

Midnight Library


Akhirnya saya berhasil menyelesaikan buku pertama tahun ini!, dan buku fiksi pertama juga setelah sekian lama. Setelah menyelesaikan dua buku non fiksi karya Matt Haig tahun lalu, tahun ini saya tertarik untuk membaca salah satu karya fiksinya.

Midnight Library bercerita tentang Nora Reed, perempuan berusia 35 tahun yang sangat 'lelah' dengan hidupnya, merasa sudah tidak ada alasan lagi untuk ia hidup di dunia ini, hingga akhirnya (trigger warning) memutuskan untuk bunuh diri.

Setelah memutuskan mengakhiri hidupnya, Nora 'terjebak' di Midnight Library, secara ajaib punya kesempatan kedua- ketiga, dan seterusnya untuk menjajal skenario lain yang mungkin terjadi dalam hidupnya. "what if" kalau saja... kalau saja Nora serius berlatih renang, kalau saja Nora terus ngeband, kalau saja Nora menikah dengan Dan, mantan pacarnya, atau Ash- dokter bedah yang bekerja di rumah sakit tempat ibunya dirawat.

Matt Haig menggambarkan kondisi depresi yang dialami Nora dengan cukup dekat (tadinya saya mau bilang akurat, namun sepertinya dekat lebih pas). Mungkin karena Matt sendiri (dalam memoarnya Reason to Stay Alive) menjelaskan bahwa ia pernah mengalami depresi.

Saya terkesan dengan kemampuan Matt Haig menggambarkan depresi dan kesedihan di buku ini. Ndilalah, saya juga membaca buku ini setelah kucing saya Momo mati, sama seperti Nora yang kehilangan kucingnya juga. Atau ketika bahkan Mr. Banerjee tetangga Nora yang lansia sudah tidak membutuhkannya lagi.

Saya hampir kesal karena saya kira di akhir cerita, hidup versi sempurna untuk Nora adalah menjadi istri Ash sang dokter bedah dan ibu satu anak yang menggemaskan, namun ternyata itupun bukan hidup sempurna versi Nora. Skenario lain juga setelah disadari lebih lanjut adalah mimpi orang-orang lain untuk Nora. Menjadi atlet kelas dunia adalah mimpi ayahnya, menjadi rockstar adalah mimpi kakaknya, bahkan menjadi glaciologist adalah mimpi yang muncul dari interaksinya dengan Ms. ELm, pustakawati yang nantinya ia 'temui' di Midnight Library. Lalu sebenarnya, apa yang Nora inginkan? bagaimana hidup yang ideal seharusnya untuknya?

Resolusi konflik atau akhir dari cerita di buku ini cukup 'melegakan'. Bukan happy ending yang penuh dengan pelangi atau sedih yang begitu nestapa. Akhirnya, pesan dari buku ini yang bisa saya ambil adalah, walaupun hidup dengan pilihan, kita tidak bisa mencurangi takdir. Setiap pilihan yang kita ambil ada konsekuensinya, dan tidak ada pilihan yang begitu sempurna.

Berikut ilustrasi yang saya rasa cukup menggambarkan bagaimana hidup kita, setelah memaknai cerita Nora di Midnight Library




No comments:

Post a Comment