Dilihat dari judulnya, apakah ini adalah tulisan yang sedih? Bisa jadi
Melajang sering kali di diasosiasikan dengan dua hal yaitu: kebebasan dan kesepian. Dalam tulisan kali ini saya akan lebih banyak membahas tentang kebebasan. Jujur saya takut banget saat ulang tahun ke-25. Takut mengalami apa yang namanya quarter Life Crisis. Tapi ternyata Alhamdulillah saya sangat happy, karena saya menyadari bahwa di usia ini dengan keadaan jomblo (hahaha), saya mengalami kebebasan yang kayaknya berada pada puncaknya.
Saya sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusan sendiri, bahkan beberapa keputusan dalam hidup sifatnya hanya saya konsultasikan kepada orang tua dan kakak kakak, bukan minta izin.
Keadaan finansial pun mengizinkan saya untuk melakukan apa yang disarankan oleh teman-teman saya yang sudah menikah: "puas-puasin mumpung masih single".
Saya bahkan pernah menulis tentang apa yang bisa kita lakukan waktu masih single di post ini.
Tapi kadang saya sadar bahwa apa-apa yang berlebihan itu tidak baik. Maka di umur ini juga saya harus sudah tahu apa sih sebenarnya value dalam hidup saya. Pada akhirnya value inilah yang membatasi saya untuk tidak melakukan hal-hal tertentu, yang bertentangan dengan prinsip hidup.
Kebebasan ini juga membuat ilusi untuk tidak buru-buru melakukan hal-hal yang penting. Misalnya dalam hal finansial, kita bebas spending sebanyak-banyaknya tapi lupa menabung, karena memang belum urgent. Padahal angka lebih baiknya kalau kita memulai sedini mungkin. Enggak ada salahnya kan punya rumah sendiri waktu masih single 😉.
Jebakan yang lain adalah membuang-buang waktu untuk hal yang kurang penting. Misalnya terlalu banyakbersenang-senang sama teman-teman, alih-alih melakukan hal yang bermanfaat kayak belajar atau berolahraga, beribadah dan lain-lain.
Tulisan ini bukan untuk mendiskreditkan mereka yang tidak lagi single, bukan pula 'menghibur' diri sendiri atas ejekan masyarakat. Hanya sebagai pengingat bahwa setiap fase hidup ada 'perks' nya masing-masing.
So, seize the day!
No comments:
Post a Comment