disclaimer: ini adalah celotehan pribadi saya dan tidak mewakili organisasi manapun
Pernah dengar cerita tentang sumur Raumah? Pada masa kepemimpinan Rasulullah SAW di Madinah ada sebuah sumur yang dimiliki oleh seorang Yahudi. Ia memberikan tarif yang sangat mahal bagi siapapun yang mengambil air di sumur tersebut. Melihat masalah tersebut, Utsman bin Affan berinisiatif untuk membeli sumur tersebut. Si pemilik pun menolak. Dengan negosiasi yang sengit, Utsman berhasil memiliki setengah hak milik sumur tersebut.
Bagaimana konsekuensinya? Utsman memiliki hak guna sumur tersebut selama sehari, dan Si Pemilik Yahudi pada hari yang lain. Tak dinyana, Utsman mewakafkan sumur tersebut atau menggratiskan orang-orang untuk mengambil air di sumurnya pada hari gilirannya, orang-orang pun berbondong-bondong datang untuk mengambil air. Pada hari giliran si Yahudi tiba, sumur pun tidak laku, karena kebutuhan air untuk hari itu sudah disiapkan kemarin.
Si Yahudi menyerah dan akhirnya menjual sumur raumah dengan penuh kepada Utsman. Beratus tahun berlanjut dan ternyata sumur Raumah ini masih memberikan manfaat bagi sekitarnya. Dimulai dari perkebunan, hingga usaha hotel, kini pun masih terdapat rekening atas nama Utsman bin Affan di Bank Arab Saudi.
Air bersih, adalah komponen dari hak asasi manusia. Pada SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, akses air bersih juga menjadi tujuan nomer 6.
Tentu, Utsman telah mengamalkan ini seribu tahun lebih sebelum dokumen internasional ini resmi dikumandangkan di ranah internasional.
Kini, kita taking for granted untuk membeli air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Saya ingat betul bahwa sumur rumah tetangga saya tidak layak untuk diminum, sehingga untuk air minum dan memasak ia meminta ke rumah tetangganya yang lain, ini karena hingga hari ini pipa PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) belum mengalir ke kampung saya.
Sehari-hari, darimana sumber air minum Anda? mungkin berasal dari botol plastik dengan label Aqua atau merk lain jika Anda tinggal di kota besar. Dan tidak perlu saya beritahu bahwa air tersebut menjadi hak jual korporasi asing.
Maka tidak lagi lucu ketika teman saya berceloteh, mungkin sebentar lagi udara bersih pun kita akan beli. Maka mengapa kita masih mencemooh ibu-ibu yang menyemen kakinya di depan istana negara, hanya karena ingin mempertahankan sumber air bersih di desanya.
Jangan lupa minum air ya! Stay hydrated