Lima tahun yang lalu, saat saya duduk di bangku kelas 12 SMA
dan bersiap untuk kuliah, fungsi internet yang paling bermanfaat bagi saya
adalah google. Memang saat itu sudah ada facebook, namun sosial media belum
sepopuler sekarang karena –mungkin ponsel pintar belum dapat diakses oleh semua
orang. Kala itu, istilah populer di internet adalah blogwalking, rasanya penting bagi setiap insan untuk memiliki blog,
baik itu blogspot, wordpress maupun tumblr. Mungkin juga itu alasan mengapa
saya mulai menulis di laman ini, hehe- saya tidak ingat persis.
Tahun- tahun berlalu dan entah bagaimana... oh iya, mungkin
saat instagram diakuisisi oleh Facebook sehingga dapat diakses pada semua
ponsel android, mungkin juga karena itulah banyak toko daring yang memanfaatkan
sosial media ini “cek ig kita sis”. Sebelumnya kita juga mengingat twitter yang
sempat primadona di seluruh penjuru negeri. Ingat bagaimana berbagai pihak dari
mulai selebriti, aktivis sosial, ilmuwan, ustadz hingga politisi mencuitkan
berbagai idenya dalam sarana per 140 karakter ini.
Saya jadi ingat kalimat Max dari serial 2 Broke Girls yang
bilang
“
twitter is stupid and
instagram is twitter for people who cannot read”
Benarkah?
Tentu kini kita juga mengenal satu lagi platform yang
demikian populer di kalangan anak muda, khususnya di Indonesia, yap Path –yang
konon sebagian sahamnya dimiliki Bakrie Group, hehehe. Mengapa saya memaparkan ‘sejarah’
singkat sosial media ini? Hmm, sebenarnya ini berawal dari kegelisahan saya
karena kita mulai sepi membicarakan ide.
Beberapa waktu lalu, karena saya kesepian ‘ditinggal’ lulus
oleh teman- teman (loh kok jadi curhat). Salah satu cara untuk ‘catch up’
dengan mereka adalah dengan aktif kembali di Path, alias bisa ngepoin mereka,
haha. Path dirancang agar kita dapat berbagi momen- momen kita dengan lingkaran
terdekat. Dan ternyata, mayoritas isi Path adalah hal- hal pribadi seperti kita
makan di mana, dengan siapa, dll. Oke mungkin saya terdengar sangat sinis
tentang hal ini. Tapi kembali lagi, saya hanya merindukan diskusi ide di
internet dan bukan ‘hanya’ lo ngapain aja hari ini. Hehe
Jadi yuk kita mulai kembali membagi ide- ide kita?
Ingat kalimat bijak dari Ibu Kita Eleanor Roosevelt
#note #to #my #self
*ditulis oleh pengangguran yang kesepian