Beberapa waktu yang lalu saya –untuk pertama kalinya pergi
ke salon muslimah *sebenernya mau nulis right after nyalon di sana, tapi ya
dasar mager. Karena pengen potong rambut, dan bersantai saya akhirnya
memutuskan untuk mencoba salon langganannya Mala. Salon macem Johny Andrean
menurut saya terlalu mahal dan layanannya sangat minimal, sedangkan salon murah
yang ada di Plaza Depok tempatnya terlalu terbuka kayak akuarium.
‘muslimah’ memang telah menjadi segmentasi pasar yang baru
dan ‘empuk’ di kancah perekonomian Indonesia *walahsotoy. Bahkan majalah SWA
pernah menerbitkan satu edisi bertajuk “Merayakan Kelas Menengah Muslim
Indonesia”. Bayangkan, satu dekade terakhir atau lima tahun terakhir saja
berapa banyak produk, fashion muslimah, kosmetik halal, makanan halal,
perbankan syariah, hingga jasa- jasa training dan ‘self help’ islami, dan masih
banyak lagi hihihi. Tentunya kita (muslim/ah) harus berkaca, bahwa muslim yang
produktif jauh lebih baik daripada muslim yang konsumtif *eak (ini quote dari
gue asli)
Oke, kembali pada pengalaman pertama saya mencicipi salon
muslimah ini. Salon ini memang dirancang dengan sangat syar’i. Yang paling
utama, tidak ada laki- laki yang boleh masuk ke salon ini, tidak ada karyawan
laki- laki, dan tempatnya tertutup. Pokonya isinya cewe semuah. Yang paling
unik, ketika mbak mbak (yang ternyata lebih muda dari saya, err) hendak memijat
kepala saya, dia bilang “baca bismillah dulu ya mbak” hihihi, masyaAllah.
Pelayanannya rekomindid lah 3,5 out of 5. Oia, ini salon namanya salon Tewink
#bukanendorse
Terakhir, saya juga tertarik mengungkapkan, kenapa sih
perempuan selalu tertarik untuk jadi ‘cantik’. Why oh why, cantik itu apa sih
blablabla. Alkisah, ketika saya masih SD, kelas 5 mungkin, saya membaca iklan
suatu produk di tabloid Nova langganan mama saya. Iklan itu mengungkap definisi
cantik dari berbagai tokoh. Tidak ada yang saya ingat. Tapi saya saat itu
berkhayal, apa yang akan saya ungkapkan jika definisi versi saya yang tampil di
iklan itu... hmm.
Lama, saya memikirkannya cukup serius. Hingga saya sampai
pada definisi kurang lebih seperti ini “beauty is happiness, for yourself and
others” ya, hal itu termaktub dalam benak saya dan masih saya ‘pegang’ hingga
saat ini. Maksudnya begini, cantik adalah bahagia: anda akan cantik hanya jika
anda senang dengan diri anda, anda senang jika alis anda rapi, anda senang
mengenakan baju warna orange, dan lain- lain. Memang ini mungkin agak
berlawanan dengan konsep ‘beauty is pain’. Tapiii, beberapa hal memang
membutuhkan pengorbanan kan? *wink-wink*. Dan bukan hanya untuk anda sendiri,
tapi juga orang lain, orang di sekitar anda tentu lebih suka jika anda beraroma
segar dibanding aroma asem, orang di sekitar anda lebih suka jika anda banyak
tersenyum, orang di sekitar anda lebih nyaman jika pakaian anda rapi daripada
compang- camping.
Gila ya, setengah umur saya yang lalu saya sudah memikirkan
kecantikan sebagai aktualisi diri, self esteem, dan juga kontruksi sosial,
halah :D Hingga akhirnya kita yang menentukan, mana yang akan lebih kita
‘bahagiakan’ ? diri sendiri atau orang lain? J
tentu akhirnya keputusan ada di tangan anda? At the end, don’t forget to be
happy and radiant your happiness J